MUI Riau Gelar Webinar Nasional Peta Dakwah

oleh -121 Dilihat

Pekanbaru – Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi Riau taja Webinar Seminar Nasional Peta Dakwah, kegiatan tersebut berlangsung selama Dua hari yakni Rabu dan Kamis 15 dan 16 Desember 2021.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber seperti, Sekjen MUI Pusat dr Amirsyah Tambunan, Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Stya Imam Effendi SIK MSi, Ketua Umum MUI Riau Prof Dr KH Ilyas Husti MA, Kepala Kantor Kemenag Riau Dr H Mahyudin MA, Rektor UIN Suska Riau periode 2005-2015 Prof Dr H Nazir Karim MA, Ketua Umum MUI Pekanbaru Prof Dr H Akbarizan MA MPd, dan Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Riau Dr GHusni Thamrin MSi.

banner 336x280

Husni Tahmrin menjelaskan, perlunya diselenggarakan kegiatan webinar ini sejalan dengan problematika yang dialami umat Islam, banyak masalah yang dihadapi umat Islam, mulai dari masalah kecil, maupun masalah besar.

“Kesiapan mental, kedewasaan berfikir dan bersikap dalam menghadapi masalah harus kita miliki sehingga banyaknya masalah yang dihadapi umat Islam tidak membuat kita menjadi pesimis akan kemungkinan umat ini meraih kembali kejayaannya seperti yang pernah diraih umat Islam beberapa abad yang lalu,” kata Husni, Rabu 15 Desember 2021.

Husni melanjutkan, setidaknya terdapat Enam problematika yang dihadapi umat Islam, yakni Problematika Iman dan Akhlak, Rasulullah saw dalam da’wahnya pertama kali menanamkan nilai-nilai keimanan sehingga para sahabat memiliki keterikatan yang kuat kepada allah dan rasul-nya dalam berbagai aspek kehidupan.

“Namun yang kita rasakan dan kita saksikan sekarang ini adalah betapa banyak diantara umat Islam yang nampak lemah imannya sehingga iman tidak lagi dijadikan sebagai tolak ukur dalam bersikap dan bertingkah laku, akibatnya tidak sedikit orang yang tidak memiliki rasa malu hingga melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan allah swt, bahkan akibat yang mengkhawatirkan adalah tidak sedikit kaum muslimin yang tidak peduli dengan urusan dan persoalan umat Islam hingga kurang sekali rasa tanggung jawabnya terhadap persoalan Islam dan umat Islam,”papar Husni.

Berikutnya Problematika Pemahaman terhadap Islam, pemahaman islam yang baik adalah pemahaman yang didasari pada Al-qur’an dan Sunnah yang shahih sehingga Islam dipahami secara utuh, yakni secara syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna).

“Realitanya, tidak sedikit dari umat Islam yang memahami Islam secara parsial (juz’iyah) sehingga Islam hanya dipahami dalam satu aspek sehingga mereka mengamalkan satu aspek dari Islam itu lalu mengabaikan aspek lainnya,”

Selanjutnya adalah Problematika Politik, Umat Islam juga memiliki banyak masalah di bidang politik sehingga nilai-nilai Islam belum bisa mewarnai kehidupan berpolitik, bahkan yang terjadi justru tidak sedikit umat Islam yang diekploitasi untuk kepentingan politik kalangan tertentu.

Tidak sedikit juga yang tidak mau menggunakan politik Islam, sehingga sama sekali tidak mau menyebut politik Islam dalam sepak terjang kehidupan politiknya. Malah cenderung Islam hanya untuk kepentingan politik, bukan politik untuk kepentingan Islam.

Lalu Problematika Ekonomi, kehidupan perekonomian umat yang baik merupakan salah satu pilar penting dari kehidupan masyarakat muslim, karena itu Rasulullah SAW mengingatkan akan kemungkinan seseorang menjadi kufur karena kefakiran (kemiskinan), meskipun bukan sebuah jaminan kalau orang sudah kaya menjadi taat.

“Dalam kehidupan kita sekarang, masih amat banyak penduduk muslim yang miskin sehingga menimbulkan berbagai persoalan baru. Dan juga persoalan sistem perekonomian yang belum sejalan dengan nilai-nilai Islam,” urai Husni.

Terdapat juga Problematika Ukhuwah dan persatuan, Ukhuwah Islamiyah merupakan pilar penting dalam membangun kekuatan umat, dengan ukhuwah yang kuat umat ini nantinya bisa saling bahu membahu, sepenanggungan dan sama-sama berjuang menegakkan nilai-nilai Islam itu sendiri.

Dalam hal ini diperparah lagi dengan adanya sikap fanatisme golongan diantara sesama umat, padahal mestinya golongan yang terbagi-bagi dalam bentuk organisasi kemasyarakatan, yayasan, kelompok, hingga partai politik menjadi alat untuk menjayakan Islam dan umat Islam secara keseluruhan, bukan semata-mata golongannya.

Dan yang terakhir Problematika Da’wah, Islam adalah agama da’wah, karena itu Islam akan berkembang pesat apabila di da’wahkan ke berbagai penjuru dan halayak. Itu pula sebabnya mengapa da’wah menjadi kewajiban yang harus diemban oleh setiap muslim, bukan hanya oleh mereka yang selama ini disebut dengan ustadz, khatib, muballigh atau kiyai dan ulama.

Yang terjadi, da’wah baru diemban oleh sedikit dari umat, itupun para da’inya belum terbina dengan baik dengan potensi yang baru apa adanya, belum kepada yang seharusnya.

Husni juga menambahkan bahwa alasan historis dunia Islam sebenarnya mempunyai sejarah yang panjang sebelum datangnya barat. Sejarah telah menunjukkan bahwa dunia Islam merupakan pusat peradaban, pusat perkembangan budaya dan pusat perdagangan yang penting.

Kebudayaan Melayu-Islam sejak ratusan tahun telah memperlihatkan kemampuannya untuk berkembang pesat merangkumi bahasa, kesusasteraan, kesenian, pemikiran,kepercayaaan, ekonomi , tekhnologi dan norma hidup

“Yang harus kita rajut kembali supaya kita tidak termarjinal dan tergusur dalam persaingan global. Hasil webinar ini dapat dipublikasi dalam bentuk buku Peta Dakwah Journal International yang bereputasi, seperti Thomson, Doaj, Schopus index, dan lainnya,” pungkas Husni. (nik)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.